Proyektor

Posted on Sunday, January 6, 2008 |
PROJECTOR(INFOKUS)

Defenisi

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya.
Beberapa alat optik antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop. Proyektor adalah alat optik yang digunakan untuk memproyeksikan gambar pada sebidang layer. Berdasarkan jenis gambar proyektor dibedakan dua.
1) Diaskop
Diaskop adalah alat yang digunakan untuk memproyeksikan bayangan nyata dari sebuah gambar diapositif, yaitu gambar yang tembus cahaya. Proyektor yang termasuk jenis diaskop adalah :
a) Proyektor film
Digunakan untuk memproyeksikan gambar tembus pandang. Gambar yang sati dengan yang lainnya merupakan gambar mati dan terputus-putus, kemudian diputar 16 gambat tiap detik dengan kecepatan tinggi maka kesan yang ditangkap oleh mata adalah gambar hidup. Seperti halnya jika ujung sebuah lidi yang dibakar dikibas-kibaskan dalam ruang gelap, akan tampak garis cahaya bukan titik cahaya. Kesan demikian sebagai efek bayangan iring.
b) Slide proyektor
Proyektor ini memproyeksikan slide (film) satu demi satu ke sebidang layer. Film yang diproyeksikan ke layer berupa deretan gambar diapositif yang digulunng dalam roll film. Bagian slide proyektor adalah sebagai berikut.
(1) Lampu proyektor merupakan bagian utama yang sangat kuat memancarkan cahaya.
(2) Cermin cekung, berfungsi mengumpulkan cahaya agar daya pancar sinar proyektor lebih kuat.
(3) Kondensor, berupa dua buah lensa cembung-datar yang disusun bertolak belakang, berfungsi agar sinar jatuh ke slide merata ke seluruh permukaan.
(4) Filter, berfungsi melindungi slide dari panas yang dihasilkan lampu proyektor.
(5) Lensa proyektor, berupa lensa cembung yang berfungsi sebagai pembalik. Oleh karena itu untuk memperoleh bayangan tegak di layer, slide harus dipasang terbalik. Jadi bayangan yang dihasilkan proyektor adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
c) Overhead proyektor (OHP)








OHP adalah banyak digunakan untuk media pendidikan di sekolah atau rapat-rapat dikantor. Bagian OHP sama seperti slide proyektor yaitu dua buah cermin datar untuk memantulkan cahaya dan dua buah lensa cembung untuk lensa proyektor. Gambar diapositifnya dapat berupa selembar plastic ukuran folio yang dgambari dengan tinta spidol.
2) Episkop
Gambar-gambar yang tidak tembus cahaya diproyeksikan dengan episkop. Biasanya digunakan oleh seniman lukis untuk memproduksi lukisan. Misalnya untuk membuat gambar pada billboard atau papan reklame.alat yang dapat dipakai, baik untuk episkop maupun diaskop dinamakan epidiaskop.
Proyektor adalah sebuah oleh untuk menampilkan gambar di sebuah layar proyeksi atau permukaan serupa.
• Proyektor elektronik:
o Proyektor digital
o Proyektor LCD (Liquid Crystal Display)
o Proyektor CRT
o Proyektor DLP
Pemrosesan Cahaya Digital (Digital Light Processing, DLP) adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam projektor dan televisi projeksi. DLP awalnya dikembangkan oleh Texas Instruments, dan mereka tetap pembuat satu-satunya teknologi ini, meskipun banyak produk pasar berlisensi menggunakan chipset mereka.
Dalam projektor DLP, gambar diciptakan oleh kaca kecil mikroskopis disusun dalam sebuah matrix di atas chip semikonduktor, dikenal sebagai Digital Micromirror Device (DMD). Setiap kaca mewakilkan satu pixel dalam gambar yang diprojeksikan. Jumlah kaca sama dengan resolusi gambar yang diprojeksikan: 800x600, 1024x768, dan 1280x720 matrix adalah beberapa ukuran DMD yang umum. Kaca-kaca ini dapat diubah posisinya dengan cepat untuk merefleksikan cahaya melalui lensa atau ke sebuah heatsink (disebut pembuangan cahaya dalam terminologi Barco).
Penyusunan posisi dengan cepat kaca-kaca ini (intinya berganti antara 'on' dan 'off') membuat DMD mengatur intensitas cahaya yang direfleksikan melalui lensa, menciptakan efek abu-abu bertingkat sebagai tambahan untuk putih (kaca dalam posisi 'on'), dan hitam (kaca dalam posisi 'off'). Ada dua metode primer di mana sistem projeksi DLP menciptakan sebuah gambar berwarna, yang satu dengan menggunakan projektor DLP chip-tunggal, dan satu lagi menggunakan projektor tiga-chip.
Proyektor chip-tunggal
Dalam sebuah projektor dengan sebuah chip DMD tunggal, warna diproduksi dengan menaruh sebuah roda warna antara lampu dan DMD di mana ia direfleksikan keluar melalui optik. Roda warna biasanya dibagi menjadi empat sektor: warna primer: merah, hijau, dan biru, dan sebuah seksi jernih tambahan untuk menambah keterangan. Karena sektor yang jernih ini mengurangi saturasi cahaya, dalam beberapa model ia dapat dengan efektif dimatikan, dan di model lainnya tidak digunakan.
Chip DMD disinkronisasikan dengan gerakan berputar dari roda warna sehingga komponen hijau ditampilkan di DMD ketika seksi hijau dari roda warna berada di depan lampu. Hal yang sama juga terjadi pada seksi merah dan biru. Gambar merah, hijau, dan biru ditampilkan secara berurutan dengan kecepatan tinggi sehingga para penonton hanya melihat sebuah gabungan gambar "warna penuh". Dalam model awal, kecepatan rotasinya adalah satu rotasi per frame. Di model berikutnya kecepatan ditingkatkan sampai dua kali dari kecepatan frame, dan beberapa mengulangi pola warna dua kali di roda tersebut, sehingga urutan dapat diulangi sampai empat kali per frame.
Proyektor DLP
Berbeda Kualitas seperti DVD dan VCD
PROYEKTOR digital di pasaran sekarang ini menjadi beraneka ragam dari berbagai macam merek, apalagi yang menggunakan teknologi Digital Light Processing (DLP) yang dikembangkan oleh Texas Instruments. Proyektor Digital sendiri secara konsep dimaksudkan untuk menjadikan tayangan gambar yang kecil menjadi besar. Kalau sebelumnya, berbagai proyektor yang tersedia di pasaran masih berukuran besar dan sangat berat, maka proyektor digital sekarang menjadi semakin kecil dan ramping serta memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding proyektor sebelumnya.
Teknologi prosesor DLP bekerja dengan menerjemahkan informasi digital menjadi sepenuhnya murni aliran digital yang kemudian dibaca oleh sebuah cip yang disebut Digital Micromirror Device (DMD). Masing-masing DMD ini berisi 750.000 cermin mikroskopik yang mengkonstruksi sebuah gambar digital.
Masing-masing cermin, berhubungan dengan satu piksel pada gambar digital tersebut. Semakin banyak cermin semakin banyak piksel yang dihasilkan dalam tayangan gambar.
Cermin-cermin ini dikendalikan secara on-off lebih dari 50.000 kali setiap detiknya berdasarkan kode dari gambar yang ingin ditayangkan.
Dalam sistem DMD tunggal (bisa juga tiga) yang lazim digunakan pada proyektor protable, sebuah roda warna menghasilkan warna-warna merah, hijau, dan biru yang dibutuhkan untuk menyusun gambar yang ditayangkan.
Proyektor LCD dan DLP
Proyektor yang ada di pasaran saat ini menggunakan dua jenis teknologi: LCD (Liquid Crystal Display) dan DLP (Digital Light Processing). Keduanya memiliki keunggulan tersendiri.Yang LCD paling banyak tersedia. Teknologi ini memungkinkan cahaya yang dihasilkan lebih efisien. Maksudnya, dengan daya listrik yang sama, sorotan proyektor LCD lebih terang dibanding jenis DLP.
Saturasi warna hasilnya pun lebih baik, begitu pula ketajamannya. Hanya saja, jenis proyektor ini punya kelemahan, yang disebut ‘chicken wire effect’. Ini adalah efek gambar yang terlihat terkotak-kotak, akibat pixel yang tidak rapat. Berbeda dengan DLP yang terlihat halus, karena pixelnya berdekatan. Wujud proyektor LCD umumnya besar. Selain itu, berisiko terkena penyakit dead pixel atau pixel mati, yang bakal mengganggu tampilan secara permanen. Proyektor DLP memiliki kontras gambar yang lebih bagus. Selain itu, umumnya lebih portabel dan ringan.
Penyebab proyektor LCD bertubuh tambun adalah terlalu banyaknya komponen di dalamnya. Jeroannya terdiri dan tiga panel kaca LCD, yang masing-masing berfungsi untuk menyalurkan cahaya merah, hijau, dan biru.
Ketika cahaya melalui panel LCD, sistem akan menentukan aktivitas setiap pixel: terbuka atau tertutup. Aktivitas ini akan memodulasi cahaya dan menghasilkan pantulan gambar. Proyektor LCD teranyar telah dilengkapi optik khusus untuk memacu kualitas proyeksi, seperti cermin mikro yang dapat mengurangi efek kotak kotak hasil proyeksi. Rasio kontras proyektor LCD umumnya 800:1, atau setara dengan 3000:1 rasio kontras di teknologi DLP.
Sistem teknologi DLP berbeda jauh dengan LCD. Teknologi proyeksi digital ini dikembangkan oleh vendor TI bernama Texas Instruments (www.ti.com). Sekarang, sistem ini terbagi dua jenis: satu chip dan tiga chip. Yang banyak beredar di pasaran adalah yang pertama, namun jenis kedua memiliki kualitas proyeksi yang jauh lebih bagus. Sistem DLP menggunakan semikonduktor bernama Digital Mirror Device (DMD), yang terdiri dan ribuan cermin mikro di dalamnya. Cermin-cermin ini akan menarik sumber gambar ke dalam sistem. Di dalam peranti, obyek tersebut dibuat ulang secara digital, baru kemudian diproyeksikan ke layer
Fungsi tirai
Di pasaran sekarang ini ada dua jenis proyektor digital yang menarik, ditujukan untuk konsumen yang berbeda. Kedua proyektor yang dicoba Kompas adalah jenis M2 buatan ASK dan lainnya adalah SL705S buatan BenQ asal Taiwan. Karena target pasarnya berbeda, pendekatan teknologinya pun berbeda.
Pryektor M2 yang beratnya 1,1 kg dengan contrast ratio 800:1, memiliki 1.110 ANSI Lumens mampu menerangi secara tajam dan jernih tayangan yang dikeluarkan komputer PC atau film DVD dengan warna-warni yang lebih hidup. Kemampuan ASK M2 ini karena perangkat ini dilengkapi dengan resolusi XGA (1024X780 piksel) sehingga seluruh tayangan dalam skala besar mampu menampilkan rincian secara lebih jelas.
Berbeda dengan proyektor digital yang menggunakan teknologi DLP, M2 buatan ASK perusahaan asal Norwegia ini memiliki sambungan DVI (Digital Visual Input) yang sekarang menjadi standar untuk membedakan masukan gambar secara analog.
Selain itu, proyektor M2 juga memiliki program yang disebut Projector Manager yang bisa memindahkan fungsi kendali nirkabel dengan komputer PC melalui saluran USB (Universal Serial Bus). Ada dua jenis fasilitas program ini yang menarik untuk mengendalikan M2, masing-masing adalah kemampuan fungsi magnifying/pan untuk pembesaran tayangan, serta mask function.
Fasilitas mask function ini bekerja seperti sebuah tirai, di mana pengguna M2 bisa menampilkan tayangan sebagian yang diinginkan, di mana bagian yang ingin ditutupi akan menjadi hitam seluruhnya. Fungsi ini menjadi menarik digunakan, sehingga presentasi menggunakan perangkat M2 ini menjadi lebih hidup.
Karena penggunaan ANSI Lumen yang tinggi, proyektor M2 pun bisa menghasilkan warna yang lebih cerah dan terang. Ketajaman kontras pun bisa dikendalikan dengan perbedaan yang signifikan mulai dari angka 1 sampai 100. Bahkan, pada posisi brightness 0 dan contrast 0, tampilan warna masih bisa diukur secara jelas, di mana sorotan warna-warna lampu masih memperlihatkan perbedaan satu dengan lainnya.
"Screen door"
Berbeda dengan M2 buatan ASK, proyektor digital BenQ SL705S ini walupun memiliki 1.100 ANSI Lumens, hanya memiliki contrast ratio 600:1. Dan terhubung dengan komputer PC melalui saluran analog RGB. Perangkat BenQ dengan berat 1,5 kg menggunakan resolusi SVGA yang menghasilkan 800X600 piksel.
BenQ SL705S sendiri dimaksudkan untuk mengisi kesenjangan dalam perkembangan proyektor dengan teknologi LCD (Liquid Crystal Display) yang disebut sebagai dampak "screen door". Dampak ini muncul, berupa bayangan, kalau tayangan proyektor terlalu besar atau melihatnya terlalu dekat ke tayangan.
Menggunakan lensa wide-angle, SL705S juga dilengkapi dengan apa yang disebut sebagai Presentation Wizard (PW) yang berfungsi menggunakan saluran infra merah untuk mengendalikan tayangan gambar digital. Perangkat PW ini juga dilengkapi dengan penunjuk laser, sebuah gimmick yang sekarang lazim menjadi perlengkapan standar berbagai proyektor digital yang ada
BenQ SL705X/S yang dicoba Kompas ini sangat mudah digunakan, apalgi dilengkapi dengan sebuah tombol auto yang langsung menyesuaikan tayangan pada dinding untuk menghasilkan resolusi dan ketajaman gambar secara optimal.Walaupun demikian, karena resolusi SVGA pada perangkat ini, pada kondisi tertentu sulit untuk mengendalikan ketajaman pada brightness dan contrast untuk menghasilkan warna yang diinginkan secara manual.
Sulit untuk membandingkan secara langsung perangkat ASK M2 maupun BenQ SL705S tanpa menyaksikannya sendiri. Kalau kita memahami kenapa DVD lebih baik daripada VCD, mungkin sebagian gambaran tentang perbedaan penggunaan proyektor digital dengan teknologi DLP sudah bisa dicerna.
Perbedaan ini yang tercermin pada kedua perangkat proyektor berteknologi DLP yang dicoba oleh Kompas. Selisih harganya pun jauh, hampir setengahnya.
Pasaran proyektor digital sekarang ini, termasuk proyektor LCD, terpecah dalam dua kategori.Ada yang memilih untuk memproduksi perangkat yang ringan dengan kinerja yang memadai, sedangkan di sisi lain ada yang kaya dengan berbagai kinerja, berat, dan mahal.
Tapi di sisi lain, kecenderungan proyektor digital pun menjadi semakin murah seperti yang terjadi pada berbagai teknologi lainnya.(rlp)
o Proyektor LCOS
Proyektor transparansi:
o Proyektor film
o Proyektor slide
o Proyektor overhead
o Magic Lantern
o Enlarger - lihat juga (printer contact)
Lainnya
o Proyektor Handheld projector (akan digunakan dengan PDA dan kamera digital)
o Proyektor Opaque (proyektor reflektif)
Berbagai proyektor untuk kebutuhan presentasi maupun hiburan di ruang terbatas memang sudah bukan barang baru lagi. Peralatan seperti ini banyak memberikan kemudahan yang sangat mengagumkan pada era informasi seperti sekarang ini.
Hampir semua perangkat presentasi ini masih dilakukan dengan cara yang sama, yaitu disorotkan dengan proyektor yang memerlukan jarak yang cukup memakan tempat. Dengan demikian memerlukan alat penunjuk berupa sebuah laser pointer untuk memudahkan presentasi.
Dalam perkembangan alat penunjuk laser itu sudah melengkapi laser pointer dengan sistem wireless untuk memindahkan tayangan tanpa lagi harus menyentuh mouse pada notebook. Cara ini memang sudah memberikan kemajuan, karena penyaji bisa terfokus pada para audiens tanpa harus selalu berdekatan dengan notebook-nya atau memberikan perintah next kepada operator notebook.
Solusi terbaru yang dikembangkan perusahaan Jepang NEC bukan hanya bisa memberikan perintah langsung tanpa menyentuh mouse, tetapi bisa langsung membuat perintah melalui tampilan di layar yang dihadapinya.
Jarak dekat
Bahkan, yang lebih menarik, penyaji bisa memberikan catatan, coret-coretan pada citra yang diproyeksikan pada layar. Catatan tambahan ini membekas atau menindas gambar yang tampil di layar, dan hasilnya bahkan bisa disimpan dalam memori maupun dicetak.
Pada umumnya, proyektor yang digunakan saat ini, penyaji harus menjaga jarak dengan layar sehingga diperlukan sinar seperti laser pointer untuk menunjuk obyek yang dimaksud. Ketika mencoba mendekat ke layar, sorotan sinar dari proyektor akan terhalang dan gambar yang disajikan akan tertutup.
Dengan NEC WT615, hambatan akibat sorotan dari jarak yang cukup jauh ini bisa diatasi, sistem pantulan cermin membuat proyektor baru ini bisa ditempatkan dekat dengan layar. Dari jarak 26 sentimeter bisa menghasilkan tayangan sebesar 60 inci, dengan demikian penyaji bisa mendekati layar tanpa menutupi sorotan untuk menunjuk obyek, sama seperti ketika menghadapi papan tulis.
Sebuah ultrasonik pen digunakan untuk memberikan coretan tambahan pada gambar yang diproyeksikan, seperti mencoret dengan spidol pada white board. Spidol ultrasonik ini sebenarnya yang memberikan perintah gambar pada sistem penerima pada proyektor.
Perintah yang diterima pada proyektor diteruskan ke notebook dan hasilnya diproyeksikan ke layar. Dalam kecepatan sangat tinggi terkesan coretan baru membekas pada citra yang diproyeksikan. Selain itu, spidol elektronik ini juga bertindak sebagai mouse untuk membuka atau menutup berkas baru, mengganti citra yang diproyeksikan ke layar ke citra berikutnya tanpa menyentuh notebook.
Bahkan, bukan hanya presentasi dengan menggunakan program Power Point yang sekarang banyak digunakan, tetapi juga tampilan bergerak dari sumber pemutar video, seperti pemutar DVD, kamera video, sistem satelit, console untuk game.
Misalnya, tampilan tentang sejarah atau profil perusahaan yang ditayangkan melalui notebook, bisa dihentikan sebentar dengan pen ultrasonik ini. Penyaji dapat memberikan coretan atau catatan tambahan seperlunya pada tayangan diam itu.
Kendali jauh
Pen elektronik ini sebenarnya sekaligus juga bertindak sebagai alat untuk mengendalikan komputer, baik PC maupun notebook yang terhubung satu sama lain dengan proyektor. Baik hubungan dengan kabel maupun secara tanpa kabel (wireless), termasuk hubungan dengan internet melalui LAN.
Hubungan secara nirkabel dilakukan dengan melalui jaringan WiFi (wireless fidelity) atau wireless LAN. Cara menulis mencorat-coret, termasuk kemampuan menghapus teks dan gambar untuk meyakinkan presentasi dilakukan secara interaktif secara penuh.
Fungsi interaktif ini tidak memerlukan program tambahan dan dapat diset langsung pada proyektor seberat 6,4 kilogram itu. Proyektor dengan kemampuan sampai 2.000 ANSI lumen ini mampu digunakan untuk komputer dengan resolusi 1,024 x 768 piksel yang disebut dengan resolusi XGA.
Dengan menggunakan jaringan wireless LAN, yang tidak terlalu sulit membangunnya, siap untuk melakukan berbagai ragam presentasi. Sistem WiFi yang disempurnakan hingga mencapai kecepatan tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya ini akan semakin mempermudah hubungan komputer para peserta, penyaji, dan layar proyeksi.
Proyektor dengan teknologi cermin asperik ini bisa ditempatkan di depan (bawah) layar sampai dengan jarak terjauh hanya 66 sentimeter yang cukup dekat dengan layar. Besar gambar berkisar 40 sampai 100 inci, efektivitas penggunaan pen elektronik itu hanya pada besar layar 40 sampai 80 inci, besar gambar berkorelasi langsung dengan jarak dengan layar.
Ukuran fisik proyektor berteknologi digital light processing (DLP) memang cukup besar, yaitu 380 mm x 227 mm x 269 mm (dalam keadaan tertutup), meski masih cukup mudah untuk dipindah-pindahkan. Lebih mudah membawa alat ini dibandingkan proyektor overhead yang sudah kuno. (AWE) .
Proyektor Digital Dari Kedalaman Warna sampai Resolusi Tajam
KEMAMPUAN proyektor digital sekarang ini selain mencapai sebuah skala ekonomi yang memadai untuk diproduksi secara massal, juga ditunjang dengan kemajuan teknologi prosesor DLP (Digital Light Processing) yang dikembangkan oleh Texas Instruments. Keistimewaan teknologi DLP dibanding dengan teknologi analog adalah kemampuannya untuk memberikan lebih banyak cahaya pada monitor yang ditayangkan.
PERANGKAT DMD (Digital Micromirror Device) sebagai inti bekerja secara efisien dibanding CRT (Cathode Ray Tubes) ini dikenal sistem teve. Adapun pada teknologi analog, terjadi kecenderungan berkurangnya jumlah cahaya dalam transit, di mana sebuah proyektor DLP mampu menghasilkan pencahayaan lebih terang yang meningkat bersama dengan bertambahnya resolusi, serta tidak mengalami degradasi selama proses penggunaannya.
Pada sistem hiburan perumahan (home entertainment), teknologi DLP mampu menghasilkan tayangan yang memukau yang tidak tertandingi oleh televisi plasma maupun yang menggunakan teknologi CRT. Sementara itu, dalam penggunaan di kantor untuk keperluan bisnis, terang dan kejernihan tayangan proyeksi yang dihasilkan teknologi DLP memberikan dampak presentasi secara maksimum, bahkan pada suasana pencahayaan yang sulit dikendalikan sekalipun.
Ada dua merek proyektor digital yang dicoba Kompas, satu adalah Optoma EzPro 731 dan lainnya adalah BenQ DS650. Kedua proyektor digital buatan Taiwan ini sendiri merupakan perangkat pengantar, yang menurut Kompas, akan menuju ke sebuah era sinema digital yang akan menghasilkan ketajaman dan kejernihan yang tidak pernah disaksikan sebelumnya. Rincian bayangan dan kedalaman resolusi pada kedua jenis proyektor ini adalah gambaran bagaimana teknologi DLP akan mengubah seluruh persepsi dan pengalaman menyaksikan tayangan layar lebar.
Kedalaman warna
Optoma Corp, salah satu pengembang prosesor video digital yang berpusat di Taiwan, selama ini dikenal mengerjakan perangkat proyektor digital OEM (Original Equipment Manufacture). Optoma EzPro 731 menggunakan 1.110 ANSI lumen dan contrast ratio yang sangat tinggi mencapai 1.500:1, menjadikan perangkat ini sebagai perangkat presentasi yang digunakan di mana saja dan kapan saja.
Selain kinerja yang tinggi untuk menghasilkan SVGA 800 X 600 dengan kompresi SXGA serta bobot yang ringan, EzPro 731 ini juga memiliki beberapa fitur yang mudah digunakan, seperti fungsi auto-sync dan auto-image untuk digunakan sebagai perangkat play-and-play yang utuh. Berbeda dengan perangkat proyektor digital lain yang pernah digunakan Kompas, EzPro 731 ini pun memiliki tingkat kebisingan yang sangat rendah, mencapai 35 dB.
Yang menarik perhatian Kompas dalam menggunakan EzPro 731 ini adalah fungsi tombol pemilihan tayangan (bisa dilakukan dengan menekan tombol Optimum pada remote control), menghasilkan Conference Mode, Cinema Mode, dan User Define. Pada Cinema Mode, tayangan proyeksi digital dari perangkat ini menjadi lebih redup, sedangkan pada User Define penggunanya bisa menentukan sendiri kedalaman contrast dan brightness tayangan yang ingin disaksikan.
Perangkat EzPro 731 ini juga memiliki tampilan perbandingan lingkup tayangan antara 16:9 atau 4:3. Selain itu, perangkat ini juga dilengkapi dengan apa yang disebut sebagai White Segment yang kira-kira setara dengan White Balancing pada kamera digital. Penggunaan fungsi ini menjadikan warna putih menjadi lebih terang, dan pada posisi maksimum warna cokelat berubah menjadi oranye, sangat bermanfaat untuk menentukan mempertajam kedalaman warna yang dihasilkan.
Resolusi tajam
Perangkat BenQ DS650 dengan 1.600 ANSI lumen mampu menghasilkan resolusi yang tajam dengan struktur warna yang sangat memuaskan. Perangkat ini mampu untuk menghasilkan perbedaan warna yang lebih tegas, terutama pada warna-warna spot, seperti dari hijau ke hijau terang dan dari kuning ke kuning terang.
Ketika menjadikan proyektor digital BenQ DS650 ini sebagai perangkat home entertainment, tayangan layar dalam ukuran cinema scope menjadi sangat menyenangkan untuk dijadikan layar proyeksi untuk menonton film DVD. Menggunakan teknologi P-Scan (Progressive), BenQ DS6590 mampu menghasilkan tayangan yang lebih stabil dengan sinar yang terang benderang karena ANSI lumen yang tinggi.
Perangkat ini juga memberikan sebuah kinerja reproduksi true color menggunakan teknologi Dynamic Color Management System (DCMS) yang mampu menghasilkan tampilan gambar-gambar digital yang nyaris sempurna. Dilengkapi dengan sebuah lensa wide-angle yang mampu menghasilkan tampilan 25 persen lebih besar dibanding proyektor digital lain dalam jarak yang sama, BenQ DS650 terbuat dari bahan magnesium alloy yang kokoh, tapi ringan.
Kehadiran berbagai merek proyektor digital memang mengisyaratkan beberapa persoalan presentasi digital, baik gambar digital maupun film digital, tidak hanya terpusat pada pesoalan fokus dan terangnya (brightness) tayangan proyektor. Presentasi digital juga mencakup persoalan bagaimana menyampaikan tayangan-tayangan ini sedekat mungkin, serta merefleksikan niatan artistik yang ingin disampaikannya. Sehingga pemilihan proyektor digital pun memerlukan pertimbangan, bukan hanya sekadar masalah fokus, tingkat warna hitam dan putih, colorimetry, dan sejenisnya. (rlp).
Di pasaran kini banyak dijumpai berbagai jenis proyektor digital dengan berbagai jenis teknologi dan karakteristik yang sangat bervariasi. Namun, untuk presentasi, orang kini cenderung memilih proyektor digital, karena selain kualitasnya mampu menampilkan gambar yang baik, bobotnya pun ringan, sehingga mudah dibawa. Tidak seperti proyektor CRT yang membutuhkan teknisi trampil untuk men-setting-nya, proyektor digital relatif sangat mudah dioperasikan. Harganya (meski dirasakan masih tinggi untuk ukuran kantong), tetapi masih jauh di bawah proyektor CRT. Bila Anda tetap memutuskan untuk menggunakan OHP, itu sah-sah saja, karena ujung-ujungnya toh tingkat kebutuhan dan kemampuan fulus Anda juga yang akan berbicara.•
PENDUKUNG
Ragam Port
Port koneksi di bagian belakang badan proyektor kini semakin banyak jenisnya. Tidak hanya koneksi VGA dan S-Video saja yang tersedia. Koneksi DVI (Digital Video Interface) yang mulai menanjak popularitasnya juga umum berada di sana. DVI merupakan yang tercepat untuk mentransfer data dan video dibanding port koneksi yang ada sekarang. Dengan interface 24 bit digital RGB, teknologi ini mampu memantulkan resolusi komputer 1.600 x 1.200 (UXGA). Koneksi seperti HDCP (High Dependability Computing Project), USB, dan ireWire pun makin sering terlihat. Artinya, jenis peranti yang bisa isambungkan ke proyektor kian banyak. Anda tinggal pilih koneksi yang sesual dengan peranti yang ada.
Koneksi Nirkabel
Berkat teknologi Wi-Fi, proyektor pun kini bisa tersambung secara nirkabel. Umumnya fasilitas ni belum terinstal secara built-in. Proyektor HP mp3135 adalah salah satu yang menyediakan fasilitas ini. Agar dapat tersambung ke jaringan nirkabel, Anda perlu membeli dan memasangkan kartu nirkabel ke slot yang tersedia. Sebenarnya, ini adalah teknologi yang masih mahal untuk kelas proyektor. Jika ingin yang murah, ada produk lain yang menyediakan koneksi secara kabel, dengan menyediakan port Ethernet di belakangnya.

USB
Memproyeksikan gambar tanpa terhubung ke PC atau peranti lain sebenarnya bukan teknologi baru. Berkat koneksi USB, fasilitas ini kembali popular. Hanya dengan mencolokkan USB flash disk saja, presentasi langsung bisa dijalankan. Sekitar pertengahan 1990-an, beberapa merek proyektor pernah menyediakan slot floppy disk/disket dan micro drive ke badan peranti. Namun, karena dianggap tidak efisien, fasilitas ini tidak popular.
Koneksi untuk USB flash disk memang menghilangkan fungsi notebook, sehingga peranti bawaan semakin berkurang. Namun, teknologi ini masih memiliki keterbatasan, karena hanya mampu menjalankan slide show dan gambar gambar digital, dan belum mampu menjalankan file presentasi secara langsung. Sebelumnya, file tersebut harus dikonversi menjadi gambar.
Touch Screen
Masih banyak fitur lain yang tersedia sebenarnya. Salah satu yang menarik adalah fitur Virtual Touch Screen yang ada di NEC WT 615. Ini membuat layar proyeksi seolah touch screen, yang bisa ditulisi dan diklik, seperti halnya layar PDA
Sayang, banyak fitur tambahan pada proyektor yang kurang popular, karena pengguna masih jarang yang memanfaatkannya. Maklum, kualitas sorotan dan ketajaman tetap menjadi pertimbangan yang utama. Untuk Anda, terserah mau pilih yang mana
Rabu, 31/01/2007 11:34WIB
Proyektor LCD
Proyektor, Desain & Teknologinya (1)
Tak seperti beberapa tahun lalu, saat proyektor hanya berpelengkapan lensa, lampu penyorot, dan kipas pendingin saja, alat penampil gambar di dinding kini semakin penuh fitur pendukung dan mudah untuk digunakan. Bodinya melangsing, berbeda dan wujudnya sepuluh tahun lalu yang berbobot lebih dari lima kilogram. Bahkan, sekarang Anda bisa menampilkan presentasi tanpa harus terhubung ke PC. Data presentasi cukup disimpan di peranti simpan portabel saja.
Selain kedua fitur tadi, masih banyak lagi teknologi baru sebagai fitur pendukung proyektor. Ada yang terinstal secara built-in, ada pula yang bisa ditambahkan dengan mencolokkan peranti tambahan. Walau demikian, kualitas sorotan tetaplah hal utama yang perlu kita pertimbangkan dari sebuah proyektor.

DESAIN
Semakin Mungil
Sebagal contoh perkembangan desain proyektor, mari tengok InFocus LP570. Pemroyeksi gambar berteknologi LCD dengan 300 ANSI Lumens, yang dirilis tahun 1996, ini beratnya 8,6 kilogram. Menentengnya ke tempat presentasi tentu sangat menyiksa.Bandingkan dengan InFocus keluaran 2005, seri LP12O. Peranti tenteng mungil ini berkekuatan 1.000 ANSI Lumens, dan hanya memiliki bobot 0,9 kilogram saja. Berkat perkembangan lensa yang semakin mini dan enggunaan bahan plastik untuk bodi serta komponennya, badan peranti menjadi jauh lebih ringan.
Proyektor terkini rata-rata ber-bobot 2 — 3 kilogram. Selain keluaran InFocus tadi, yang kurang dari satu kilogram di antaranya NEC LT2OE dan ASK Proxima M1. Bahkan, Toshiba FF1 hanya berberat setengah kilogram. Tak hanya itu, proyektor DLP dengan 400 ANSI Lumens mi memakai baterai sebagai sumber energi.

Modis & Simpel
Terwujud atau tidak, prototipe proyektor genggam sudah ada. Bahkan, lebih dan satu prototipe. Salah satunya adalah hasil pengembangan Upstream Engineering Inc yang berenergi baterai biasa, dan bisa masuk kantong. Meski perkiraan kekuatan cahayanya masih rendah, menurut sang pembuat, cukup bagus dalam memproyeksi gambar. Ini jelas merupakan penanda bahwa wujud proyektor bakal semakin simpel. Lebih dari itu, desainnya juga bisa kian modis. Jika dahulu pemroyeksi cenderung berbentuk kotak dan kaku, bahkan ada yang boleh dibilang “tak keruan” (lihat gambar InFocus LP570), kini proyektor tetap kotak, namun lebih ergonomis. Sudut-sudutnya melengkung.
Ada pula yang bergaya futuristik, seperti Optoma DV-10, yang berwujud setengah bundar, agak tambun, namun bertampilan menarik. InFocus pun sebentar lagi menus proyektor khusus untuk home cinema dengan desain bundar. Berbalut warna hitam, sekilas mirip perlengkapan para kru pesawat luar angkasa di film tar Trek.
Spesifikasi
Teknologi LCOS Reflective Display, TFT Active Matrix
Resolusi 1400x1050 (SXGA+)
Intensitas 2500 ANSI Lumens
Rasio kontras 1000:1
Zoom 1,7x
Daya lampu 180 watt
Proyeksi layar 81 x 61cm - 610 x 457cm
Rentang proyeksi 1,2x9 meter
Koneksi D-Sub 15 pin, DVI, RCA, S-Video, USB
Throw ratio 1.93~2.13:1
Konsumsi daya (stand/maks) 250 watt
Dimensi (plt) 33,6x26,6x11,4 cm
Kelengkapan Kabel VGA, kabel power, remote control, buku manual
Bobot 4,6 kg
Situs Web www.canon-asia.com
Garansi produk/lampu 2 tahun/500 jam atau 3 bulan
Harga Kisaran* US$ 3900
*Datascrip, (021) 654-4515
PROYEKSI
TingkatPencahayaan Besaran pencahayaan atara ANSI Lumens mestinya tetap menjadi pertimbangan utama dalam memilih proyektor. Maklum, nilainya menentukan seberapa terangsorotan. Proyektor berkekuatan cahaya kecil bukannya tak bisa tajam atau kurang bagus, namun jenis ini akan kesulitan memantulkan cahaya di ruangan yang terang, dan mensyaratkan kamar gelap. Repotnya, jika ruangan gelap, maka peserta presentasi akan kesulitan membaca dan menulis catatan
Semakin terang ruangan, maka kekuatan cahaya harus lebih tinggi. Teknologi proyektor terbaru kini rata-rata berkekuatan lebih dan 5.000 ANSI Lumens. Salah satunya adalah proyektor Epson Powerlite 8300i dengan kemampuan 5.200 ANSI Lumens. Ada pula yang mencapai 12.000 ANSI Lumens, cocok untuk proyeksi gambar di auditorium dengan cahaya yang terang sekali pun.
Karakteristik proyektor
Masing-masing teknologi proyektor memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun, secara umum, kualitas gambar yang diproyeksikan, apapun teknologinya, sangat tergantung pada karakteristik resolusi, kecerahan, warna dan contrast ratio-nya (lihat artikel “Tips Memilih Proyektor untuk Presentasi Bisnis”)
Resolusi. Resolusi adalah jumlah pixel yang dapat dihasilkan, yang diekspresikan sebagai resolusi pixel horizontal dan vertikal. Resolusi “sesungguhnya” dari sebuah proyektor adalah jumlah pixel maksimum yang dapat diproyeksikannya. Semakin tinggi tingkat resolusinya, semakin tinggi detil gambar yang dapat ditampilkannya (lihat Tabel 1). Berbicara mengenai tren resolusi proyektor, sebagian besar kini mulai beralih ke resolusi XGA (1024x768).
Kecerahan. Tingkat kecerahan (brightness) adalah ukuran luminansi (atau cahaya yang diterima) yang biasanya diukur dalam satuan ANSI (American National Standard Institute) lumens. Semua proyektor menggunakan sebuah lampu untuk menciptakan cahaya proyeksi. Keefisienan desain proyektor sangat menentukan seberapa besar brightness loss secara internal. Sebuah proyektor berlumens tinggi umumnya berharga lebih tinggi dibandingkan yang berlumens rendah. Ukuran lumens ini juga sangat tergantung pada kebutuhan, misalnya. tingkat kecerahan cahaya di dalam suatu ruang
Warna. Warna adalah ukuran dari corak dan saturasi cahaya. Sebuah proyektor yang baik harus mampu mereproduksi secara akurat warna-warna yang dikirim dari sumber. Sebuah proyektor mencampurkan warna-warna merah, hijau dan biru (atau cyan, magenta, kuning, dan hitam dalam kasus skema warna CMYK) untuk mereproduksi warna-warna lainnya.
Contrast Ratio. Contrast ratio adalah ukuran perbandingan antara warna hitam dan putih. Tingkat contrast ratio yang tinggi merupakan indikasi mengenai seberapa baik suatu gambar bisa tampil baik di layar proyeksi, khususnya dalam hal kehalusan detil warna. Biasanya diukur dengan dua metoda, Full On/Off dan ANSI. Jadi, bila Anda hendak membandingkan contrast ratio dua buah proyektor, pastikan keduanya menggunakan metoda yang sama. Umumnya, metoda Full On/Off memberikan nilai contrast ratio yang lebih tinggi dibandingkan ANSI
Infokus
Otak manusia memproses gambar 400.000 kali lebih cepat daripada teks. Oleh sebab itulah InFocus® Corporation, perusahaan pembuat proyektor digital, begitu gencar mempromosikan produknya. Hari Senin (9/9) kemarin saja perusahaan itu meluncurkan 4 produknya sekaligus untuk pasar Asia Tenggara.
Menurut InFocus dalam situsnya, salah satu alasan orang menggunakan proyektor adalah "Kita hidup di dunia yang saling berhubungan, dimana kegiatan bisnis dilakukan dalam hitungan detik, bukan hari. Pertemuan harus dilaksanakan lebih cepat, namun hasilnya lebih banyak. Itulah sebabnya perusahaan memerlukan proyektor digital yang membuat meeting lebih produktif."
Adapun produk yang diluncurkan kemarin adalah InFocus LP®650, sebuah proyektor dengan kinerja tinggi untuk ruang pertemuan; InFocus LP®240 dan LP®250, dua proyektor LCD dengan harga kompetitif untuk perusahaan kecil maupun kalangan akademisi, serta InFocus LP®70 yang mudah dibawa-bawa karena ukurannya demikian ringkas hingga dapat ditaruh di telapak tangan. Proyektor-proyektor terbaru ini, dikatakan Drew Davis, Vice President of Sales InFocus di Asia Pacific, didesain sesuai kebutuhan pasar dan telah melewati berbagai survey dan riset yang melibatkan konsumen. "Melalui pendekatan yang berorientasi pada konsumen ini, kami menawarkan produk dengan harga kompetitif tanpa harus mengurangi kualitas teknologi maupun fitur yang ditawarkan," ujar Davis.


Seperti disebutkan di atas, produk-produk baru InFocus ini ditujukan bagi konsumen yang berbeda-beda. LP®650 misalnya, dirancang untuk digunakan di ruang pertemuan. Proyektor berkinerja tinggi ini didesain untuk dapat digunakan secara bersamaan oleh lima sumber. Karena sifatnya yang dapat digunakan bersamaan inilah LP®650 mendukung koneksi nirkabel, sehingga beberapa pengguna yang bersama-sama mengakses proyektor tidak perlu menggunakan sambungan kabel yang rumit.

Software Projector Manager yang melengkapi LP®650 memungkinkan pengguna mengendalikan proyektor langsung dari PC tanpa harus mengutak-utik proyektor, sementara teknologi DLP dari Texas Instruments menghasilkan tayangan yang tajam dan penuh warna. Software lain yang disertakan dalam LP®650, InFocus ProjectorNet, memungkinkan pengguna memantau dan mengendalikan proyektor dalam suatu jaringan.Proyektor seberat 4,24 kg ini memiliki kadar pencahayaan (brightness) 2500 ANSI lumens, resolusi XGA 1024 x 768, dan dijual dengan harga sekitar 4.999 dollar AS.


Produk selanjutnya, adalah proyektor dengan harga terjangkau yang dapat dihubungkan dengan VCR, DVD player serta Internet. Proyektor ini kompatibel dengan kabel, aksesori serta alat pengamanan yang sesuai dengan standar industri.
Prinsip Kerja
Proyektor bekerja berdasarkan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya. Dalam projektor digital, gambar diciptakan oleh kaca kecil mikroskopis disusun dalam sebuah matrix di atas chip semikonduktor, dikenal sebagai Digital Micromirror Device (DMD). Setiap kaca mewakilkan satu pixel dalam gambar yang diprojeksikan. Jumlah kaca sama dengan resolusi gambar yang diprojeksikan: 800x600, 1024x768, dan 1280x720 matrix adalah beberapa ukuran DMD yang umum. Kaca-kaca ini dapat diubah posisinya dengan cepat untuk merefleksikan cahaya melalui lensa atau ke sebuah heatsink (disebut pembuangan cahaya dalam terminologi Barco).
Penyusunan posisi dengan cepat kaca-kaca ini (intinya berganti antara 'on' dan 'off') membuat DMD mengatur intensitas cahaya yang direfleksikan melalui lensa, menciptakan efek abu-abu bertingkat sebagai tambahan untuk putih (kaca dalam posisi 'on'), dan hitam (kaca dalam posisi 'off'). Ada dua metode primer di mana sistem projeksi DLP menciptakan sebuah gambar berwarna, yang satu dengan menggunakan projektor DLP chip-tunggal, dan satu lagi menggunakan projektor tiga-chip.
Kesimpulan
Proyektor merupakan sebuah alat yang menggunakan benda optic untuk memproyeksikan gambar pada sebidang layer dengan memanfaatkan pemantulan daan pembiasan cahaya.Memiliki jenis yang berbeda-beda tergantung kegunaanya.Pada proyektor digital memiliki warna dan resolusi yang tajam.Proyektor itu sendiri difungsikan untuk kebutuhan presentasi dan hiburan pada ruang terbatas.Begitu juga dengan perkembangan teknologi infokus. Secara umum, kualitas gambar yang diproyeksikan oleh proyektor, apapun teknologinya, sangat tergantung pada karakteristik resolusi, kecerahan, warna dan contrast ratio-nya.
Aplikasi Proyektor
1. Proyektor dimanfaatkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan multimedia.Seperti penggunaan proyektor untuk proses belajar dan menonton tv.

Referensi
1.http://id.wikipedia.org
2. http://www.google.co.id
3.http://www.sony.com
4.http://kompas.com
5.http://itb.ac.id

4 comments:

ICT CENTER DOMPU said...

saya pake lcd projektor toshiba, yang biasa. nah tiba2 menjadi redup sekali. saya coba ganti dengan lampu balon yang lain kok tetap sama aja. apa gerangan penyakitnya ya......

ICT CENTER DOMPU said...

saya pake lcd projektor toshiba, yang biasa. nah tiba2 menjadi redup sekali. saya coba ganti dengan lampu balon yang lain kok tetap sama aja. apa gerangan penyakitnya ya......

Kerja said...

mas, sekolah kami akan membeli mikroskopik projector. Ada referensi? thanks atas bantuannya

kidoh said...

informasi yang bagus dan menarik..luamayan buat nambah ilmu dan pengetahuan.

by@http://www.uad.ac.id